Kamis, 16 Agustus 2012



MEMBANGUN SISTEM EKONOMI KERAKYATAN: SEBUAH USAHA MEMBERDAYAKAN RAKYAT
Oleh: Paul Lamawitak

I.     Meneropong Realitas
Tubuhnya sudah tua. Berpenampilan sederhana, dengan kacamata tebal menempel di mata. Ia sudah rentah. Dari garis-garis wajahnya kelihatan kalau beliau tidak muda lagi. Umurnya sudah lanjut, tapi semangat juangnya tidak pernah surut. Ia terus menekuni pekerjaannya, menjadi petani sukses. Keuletannya kemudian dipublikasikan dalam Kompas hari Rabu, 25 Juli 2012, hal: 16. Fabianus Pagan, itulah nama lengkap pria yang mendapat julukan “Raja Durian dari Maumere” ini. Putra kelahiran Kloangpopot 1931 ini, mempunyai usaha yang kiranya dapat menjadi contoh bagi kita.
Durian bisa tumbuh baik lebih dari 500 meter di atas permukaan laut. Pohon durian berusia puluhan tahun. Artinya ia bertahan lama, tidak sekali panen. Harga durian per buah Rp. 25.000, dan setiap pohon bisa menghasilkan 800 buah. Sekali panen, untuk satu pohon, bisa mencapai Rp. 20 juta. Bisa dibayangkan kalau beliau mempunyai 300 pohon durian yang produktif, tentu ia bisa memperoleh keuntungan yang berlipat ganda.
Di sisi lain, ada kecemasan yang kini telah menjadi kenyataan ketika para petani yang menanam fanili puluhan bahkan ratusan pohon kini menggigit jari karena harga fanili drastis anjlok. Dari Rp. 250.000/kg menjadi hanya Rp. 20.000/kg atau bahkan kurang dari itu. Kenaikan harga yang membooming dan anjloknya harga komoditas masyarakat ini menjadi persoalan yang tidak pernah terselesaikan hingga detik ini.
Dua fenomena ekonomi di atas, merupakan contoh kecil dari sekian banyak persoalan ekonomi yang sedang dihadapi oleh bangsa kita sekarang. Melonjakknya harga di pasar, tingkat pengangguran yang semakin tinggi, maraknya tindak kekerasan  menjadi fenomena yang terus menghiasi halaman-halaman koran lokal dan nasional kita.
II.  Menengok Sejarah
“Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah.” Demikian salah satu judul pidato bapak proklamator kita, Soekarno. Pidato ini menjadi pidato terakhir selama menjabat sebagai presiden Republik Indonesia. Ada banyak persoalan yang diangkat dalam pidato terakhirnya ini. Hemat saya, pidato ini menjadi satu pesan terakhir yang sarat makna. Perjuangan untuk merebut kemerdekaan menjadi saat yang sangat sulit bagi para pejuang kemerdekaan kita. Pesan ini terasa sangat bermanfaat bagi kita penerus eksistensi bangsa dan negara Indonesia. Soekarno sangat anti kapitalisme. Kapitalisme menjadi musuh besar yang terus diperangi hingga kapan pun. Sikap yang anti kapitalis inilah yang menjadi salah satu penyebab mengapa ia sangat dibenci oleh negara-negara kapitalis. Hingga akhir hayatnya, ia tetap pada pendiriannya untuk menolak kapitalisme.
Dalam pidato terakhir ini, salah satu bagian yang menjadi perhatian Soekarno adalah aspek ekonomi. Satu bentuk ekonomi yang sangat ditekankan oleh Soekarno adalah ekonomi mandiri. Secara objektif, keadaan masyarakat Indonesia dapat dibagi dalam beberapa periode. Yang pertama, agraris feodalisme. Bentuk perekonomian ini berlangsung selama periode penjajahan. Kita mempunyai lahan tetapi kita tidak bisa berbuat banyak karena pihak penjajah menjadi tuan atas apa yang kita miliki. Lahan kita digarap untuk kepentingan kaum penjajah. Kedua, kapitalis kolonialisme. Bentuk ini berlangsung selama awal kemerdekaan. Kaum kapitalis memegang peranan yang sangat penting dalam perekonomian negara kita. Mereka berdiri di belakang kaum kolonial atau penjajah untuk menguras habis apa yang kita miliki.  Ketiga, ekonomi mandiri. Ekonomi mandiri mulai digalakan Seokarno untuk membendung gerak kaum kapitalis untuk lebih berleluasa mengatur perekonomian dalam negeri kita. Ketergantungan terhadap pihak luar dalam bentuk utang akan menjadi satu beban yang sangat berat bagi kita dalam menjalankan roda perekonomian secara lebih baik. Keempat, kapitalis imperialis. Bentuk inilah yang dinamakan sebagai penjajahan modern. Kapitalisme kembali menguasai perekonomian kita dengan wajah baru (Darsono Prawironegoro, 2010: 12). Bentuk penjajahan baru sedang kita alami sekarang ini. Konsep tri sakti yang sangat brilian dari Soekarno (berdikari di bidang budaya, ekonomi dan politik) kini telah hilang. Kita sedang didera oleh utang yang terus melilit kehidupan perekonomian bangsa kita. Sampai ada ungkapan yang mengatakan kalau kita hidup dari utang. Ungkapan atau kecemasan ini mempunyai kebenaran karena setiap tahunnya pemerintah kita harus mengeluarkan uang untuk menutup utang yang kian menumpuk. Kita mendambakan satu perekonomian yang lebih baik dan lebih mandiri.
III.   Memilih Solusi Alternatif: Ekonomi Kerakyatan
Kompas Rabu, 25 Juli 2012 menurunkan sebuah berita yang menarik. Para pengrajin tahu dan tempe menjalani sebuah aksi penurunan produksi tahu dan tempe. Hal ini harus dilakukan karena mahalnya harga bahan baku. Bahan baku kedelai mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan, dari Rp. 5.500 naik hingga Rp. 8.000. Suatu fenomena yang agak ironis, karena kelangkaan bahan mentah kedelai justru terjadi di negeri agraris.
Menghadapi persoalan seperti di atas, kita lantas mendambakan sebuah perekonomian yang lebih mandiri, yang bisa melibatkan rakyat banyak untuk mengolah apa yang mereka miliki. Satu pilihan yang tepat untuk kita saat ini adalah membangun dan mengembangkan ekonomi kerakyatan. Secara sederhana, ekonomi kerakayatan adalah sebuah sistem ekonomi yang melibatkan rakyat banyak sebagai pelaku utama dalam bidang pertanian, peternakan, dan perikanan. Rakyat menjadi pusat kegiatan popular ini. Keterlibatan rakyat dalam sistem ekonomi ini sangat membantu mereka dalam usaha membangun sebuah kehidupan yang lebih baik. Ekonomi ini berpusat pada kekuatan ekonomi rakyat. Organisasi buru internasional (ILO) memberikan defenisi singkat mengenai ekonomi kerakyatan, yaitu ekonomi tradisional yang menjadi basis kehidupan masyarakat lokal untuk mempertahankan hidupnya. Ekonomi kerakyatan dikembangkan sesuai dengan kemampuan atau pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat setempat. Mereka saling membantu dalam mengembangkan sumber daya alam yang dimilikinya tanpa mengeksploitasinya.
 Ekonomi kerakyatan sebenarnya telah dicanangkan oleh presiden pertama kita, Soekarno. Sistem ini menjadi salah satu kekuatan ekonomi kita karena melibatkan rakyat banyak. Ekonomi kerakyatan kemudian dikenal juga dengan nama ekonomi pancasila, terkhusus sila keempat; kerakyatan yang dipimpim oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.  Ekonomi kerakyatan ini kemudian dikembangkan oleh Prof. Dr. Mubyarto, menjadi ekonomi kerakyatan yang sangat terkenal itu. Kita memberdayakan apa yang kita miliki tanpa harus mengharapkan bantuan dari luar apa lagi bantuan dalam bentuk utang. Kita bisa belajar dari Cina yang menjadi satu negara yang anti produk luar negeri.
IV.   Adonara Mandiri?
Ada yang mengatakan kalau  Adonara berlimpah susu dan madu. Tanahnya yang subur dan sumber daya alam yang memadai menjadi satu kekuatan besar yang bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat.
Tanah kembali menjadi unsur penting dalam kehidupan manusia. Dalam filsafat klasik, dari pergulatan para filsuf  tentang asal-usul dunia dan manusia, tanah menjadi satu unsur dari keempat unsur lain; air, udara dan api. Keempat unsur itu dinamakan arkhe. Sebagai salah satu arkhe, tanah menjadi sangat penting.
Tanah Adonara, tanah ihike selaka. Itulah sebuah ungkapan yang menggambarkan bahwa tanah Adonara benar-benar  tanah yang subur. Kesuburan tanah menjadi satu faktor penting bagi perkembangan peradaban sebuah daerah. Adonara mempunyai itu. Daerah sekitar sungai Nil menjadi sangat perkembang pada masa itu karena luapan delta sungai nil yang kemudian membawa lumpur subur bagi daerah sekitarnya. Tetapi saya tidak mengklaim bahwa Adonara adalah sempalan dari Mesir. Mesir adalah Mesir dan Adonara adalah tetap Adonara.
Dalam dunia ekonomi, ada empat faktor produksi yang memungkinkan sebuah produksi itu dapat berjalan yakni faktor sumber daya alam, sumber daya manusia, modal dan kewiraswastaan. Sumber daya alam menempati urutan pertama. Kita mempunyai berbagai tanaman produksi seperti kelapa, kakao, fanili, kemiri, cengkeh, pisang dan berbagai buah-buahan yang lain. Hal ini ini memang eviden. Tetapi kita perlu memberi kembali penegasan atas apa yang sedang terjadi di tanah Adonara tercinta. Bupati kita hampir saja menjadi korban dari sengketa tanah yang berkepanjangan yang tidak bisa diselesaikan. Dalam segala aspek kehidupan, tanah sudah eviden menjadi satu aspek yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia. Saya tidak bermaksud membongkar derita lama tetapi sejarah menorehkan berbagai peristiwa berdarah karena perebutan tanah.
Agar segala usaha yang kita lakukan dalam mempertahankan tanah sebagai hak milik kita tidak sia-sia, maka perlu sebuah manajemen yang baik untuk bisa menghasilkan sesuatu yang berguna bagi kita, dan bukan sebaliknya membawa malapetaka. Tanah  Adonara masih tergolong subur dan luas. Kita mempunyai berbagai tanaman produksi yang bisa kita berdayakan. Kita memberdayakan apa yang kita miliki, membangun sebuah budaya kerja keras untuk menghasilkan lebih dari hari-hari kemarin. Kita memberdayakan jagung, umbi-umbian, dan pisang sebagai hasil yang bisa menjadi kekhasan lokal kita. Kita bisa membangun ekonomi rakyat dengan mengembangkan pertanian yang lebih prorakyat seperti memberdayakan dan mengembangkan hasil yang kita miliki, dari tanah kita sendiri. Mengembangkan sistem marketing yang tidak hanya menguntungkan satu pihak tetapi bisa menguntungkan rakyat banyak. Kita memiliki lahan yang masih sangat luas. Kita bisa bercermin pada pengalaman keberhasilan bapak Fabianus Pagan di atas, dengan mengembangkan berbagai hasil seperti kakao, jagung, dan umbi-umbian dan pisang. Untuk itu, perlu ada satu komitmen dari para petani kita untuk bersatu membangun satu benteng yang kuat demi menahan laju globalisasi yang hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu saja, hanya menguntungkan mereka yang bermodal; kaum kapitalis. Kita rakyat kecil menjadi korban dari arus globalisasi itu. Kita jangan terjerumus dalam dogma yang kemudian bisa menelanjangi kita sendiri. Kita mempunyai tanah yang subur, yang bisa membawa kesejahteraan bagi kita semua kalau kita mau terbuka untuk bisa mengembangkan atau mengaturnya secara lebih baik. Kita saling memberdayakan dengan mengembangkan perekonomian yang lebih mengena dengan situasi kita, yaitu ekonomi rakyat. Rakyat menjadi pemeran utama dalam setiap tindakan atau aktivitas ekonomi. Rakyat yang berhak menentukan harga dari hasil kerjanya.
Untuk bisa mewujudkan ekonomi rakyat di atas, dibutuhkan satu komitmen yang kuat untuk mencintai apa yang dihasilkan dari bumi Adonara, apa yang menjadi kekayaan lokal kita. Ungkapan sarat makna dari satu selogan sama saudara kita dari GEMA-Surabaya ini dapat menjadi bahan refleski kita semua: “saudaraku,,,jangan pernah bertelanjang menyambut ria globalisasi dan modernisasi. Berbalutlah dalam kearifan budaya lokal, karena dengan begitu kita tidak mudah diperkosa


Rabu, 01 Agustus 2012

tentang sebuah kegelisahan,,

kegelisahan, kecemasan dan katakutan akan selalu ada dalam diri setiap manusia. kegelisahan yang dialami selalu berhubungan dengan sesuatu yang ada di luat diri manusia. manusia merasakan ada kesemasan dan kegelisahan karena ia menjalin hubungan dengan orang lain di luar dirinya. kegelisahan juga bisa menguasai seseorang jika ia memasuki sebuah dunia yang baru. dunia baru bisa bermacam-macam, dunia kerja baru, dunia pendidikan baru, atau dunia tempat tinggal baru. berhadapan dengan dunia baru ini, manusia lalu berjuang untuk bisa menyesuaikan diri. dalam proses inilah, kecemasan itu sering muncul dan menghantui setiap perjalanan hidup manusia...apakah kegelisahan itu terus menghantui manusia???

Jumat, 29 Juni 2012

MANUSIA SEBAGAI ANIMAL RATIONALE

Filsuf Boethius, mempunyai ungkapan yang menarik tentang manusia, persona est naturae rationalis individual subtantia (persona adalah substansi individual yang berkodrat rasionalis). Manusia sebagai persona, dalam setiap upaya perwujudan diri, umumnya mengacu pada tiga hal yaitu: distingsi, limitasi dan mutasi. Ketiga hal ini melekat bukan hanya dalamdiri manusia tetapi juga pada setiap makhluk ciptaan yang lain.
Setiap ciptaan berbeda antara satu dengan yang lainnya. Hal ini ada karena adanya keterbatasan potensi yang dimiliki oleh setiap ciptaan yang bermuara pada aktus yang dibuat demi perwujudan diri.
Setiap ciptaan juga terlimitasi, terbatas. Dalam hubungan dengan ini, ada istilah esse (keberadaan) dan essensi (hakikat). Esse dari setiap kita dibatasi oleh essensi kita. Essensi manusia adalah animal rationale. Karenaitu, essensi kita sebagai makhluk yang berpikir itu menjadi berartihanya sejauh kita berada. Kedua hal ini (essedanessensi), sangatlah penting dan melekat erat dalam diri manusia. Keberadaan kita selalu diikuti dengan aktus berpikir.
Setiap ciptaan juga termutasi.Setiap ciptaan dalam keberadaannya selalu menampilkan keberadaan yang statis. Ada unsur dinamis yang ada dalam setiap ciptaan. Karena itu kita sering mendengar ungkapan bahwa manusia adalah makhluk dinamis. Hal ini ada karena adanya gerakan potensi menuju  kesempurnaannya.
Ketigahal di atas menjadi titik awal, titik pacu bagi kami untuk berusaha mewujudkannya dalam bulletin ini. Kami sebagai anak-anak yang dilahirkan dari Rahim ibu Horowura, merasa perlu untuk membangun sebuah dasar yang kuat bagi perkembangan kami dan lewotanah selanjutnya.
Kami menyadari bahwa sebagai persona (manusia), dan terkhususnya sebagai mahasiswa, kami berbeda dengan anak jalanan. Selain itu, lewat bulletin yang sederhana ini, kami juga hendak menuangkan ide dan pikiran kami, sebagai bentuk perwujudan essensi kami. Semoga pikiran sederhana kami yang tertuang dalam bulletin ini dan pada edisi-edisi berikutnya, sedikitnya berguna bagi kita untuk berpikir secara lebih horizon kritis demi perkembangan Horowurak ke depan.
Dan pada akhirnya, kami juga mau maju dan berkembang. Sebagai kaum muda yang masih labil, kami membutuhkan banyak dukungan yang kiranya berguna bagi kami, dalam aktus pengembangan diri. Sebagai manusia yang dinamis, kami hendak berjuang kearah yang lebih memungkinkan kami berkembang menjadi manusia yang utuh, yang bisa memberikan sesuatu yang berguna bagi lewotanah, yang telah melahirkan kami,,,dan terus berjalan bersama kami hingga seperti adanya kami sekarang ini. Dan akhirnya,,untuk teman-teman muda horowura,,jangan berhenti pada titik ini karena ini adalah sebuah permulaan yang menuntut langkah selanjutnya. Akan ada langkah selanjutnya, jika kita mau berjalan bersama.

HARI PERTAMA...

Terkadang kita merasakan benar kalau hidup berjalan tanpa ada sesuatu yang dapat kita lakukan demi mencapai apa yang kita inginkan. Terkadang apa yang kita harapkan dapat berjalan sesuai dengan kita harapkan dan juga sebaliknya apa yang kita harapkan tidak dapat berjalan sesuai dengan kita harapkan. Hari ini, apa yang saya harapkan selama ini dapat terwujud. Saya boleh menempati kamar kecil ini dan bergumul dalam beberapa tahun ke depan. Hanya satu harapan saya, semoga saya bisa betah dan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan di sini.